Puisi ini aku tulis dengan kata kata yang sudah di didik oleh jemarimu
Aku tulis diatas lembaran yang terbentang antara
kesendirianku dan kepergianmu
Puisi ini aku tulis, kekasih. Dengan kerinduan yang sudah
dibasuh oleh air matamu ..
Demi mata yang diciptakan, Untuk memandang wajahmu
Demi mulut yang diciptakan, Untuk menyebut namamu
Demi telinga yang diciptakan, Untuk mendengar suaramu
Demi tangan yang diciptakan, Untuk menggandeng lenganmu
Demi kaki yang diciptakan, Untuk mengantarkan langkahmu
Demi hati yang diciptakan, Untuk menanggung kesedihanmu
Aku bersaksi bahwa tiada cinta, selain engkau ..
Oh kekasih ..
aku beriman bahwa kedua matamu
masih menjadi dua bait terbaik bagi seluruh puisiku
aku beriman bahwa cinta adalah suaramu
yang mewariskan ghina panjang di lubuk kenangan hatiku ..
Percayalah,
Ketika kematian menghadap padaku
Puisi ini akan menjadi satu-satunya museum
Dimana kelak manusia dapat menyaksikan keindahanmu dan
kegilaanku ..
Terima kasih kekasih,
Terima kasih karna engkau telah berkenan
membangun hatimu sebagai madrasah cintaku
terima kasih karna engkau telah berkenan
menggali dadamu sebagai makam bagi kesetiaanku
terima kasih karna engkau telah berkenan
mewakafkan jantungmu bagi denyut nadiku
terima kasih atas cintamu yang telah membaiatku sebagai
penyair ..
Usman Arrumy
Usman Arrumy